Langsung ke konten utama

Pengertian Polinukleotida, Struktur dan Fungsi Polinukleotida

Pengertian Polinukleotida, Struktur dan Fungsi Polinukleotida

Struktur DNA ditumukan oleh James Watson dan Francis Crick. Namun mereka berdua lebih berkontribusi dalam membuktikan adanya 2 rangkaian DNA yang saling berpilin membentuk Double Helix dibanding mengenal struktur DNA itu sendiri.

Pengertian Polinukleotida

Apa itu Polinukleotida? Definisi Polinukleotida adalah polimer yang berasal dari nukleotida yang dihubungkan oleh ikatan fosfodiester yang terdiri dari 3 kompenen DNA, yaitu 2" gula pentosa (deoksiribosa), basa nitrogen (guanin, timin, adenin, dan sitosin), serta gula (α, β, dan γ) dengan kondisi menambakan gula pada fosfat-α yang biasa disebut dengan kompleks gula-basa (nukleosida)

Untuk memudahkan memahami definisi polinukleotida dijelaskan secara singkat:

  • Nukleosida merupakan istilah lain bagian nukleotida tanpa gugus fosfat
  • Nukleosida terdiri dari basa nitrogen dan gula ribosa. 
  • Nukleotida merupakan suatu molekul yang terbentuk atas gula, satu atau lebih fosfat, dan basa  hetoresiklik.
Dengan demikian pengertian dari polinukleotida adalah 
Polinukleotida adalah polimer dari nukleotida, dimana polimer tersebut masing-masing dihubungkan oleh ikatan fosfodiester.

Untuk memperjelas, berikut adalah struktur nukleotida yang diambil dari ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK21134/figure/A5244/


Struktur Nukleotida
Struktur Nukleotida

Dasar DNA
Dasar DNA


Struktur Polinukleotida

Polinukleotida adalah nukleotida tunggal yang terdapat diantara karbon "3" dan karbon "5" dengan ikatan fosfodiester sebagai penghubungnya. Biasanya satu grup triphosphate tidak bereaksi dan terikat pada karbon 5 (5' atau 5'-P terminus) dan yang lainnya mempunyai hidroksil tidak terikat pada karbon 3'- (3' atau-OH terminus) yang tidak bereaksi.

Baca: Pengertian Protein: Manfaat dan Fungsi Protein

Secara sederhana dapat diuraikan seperti berikut ini:
Bayangkan bambu yang dipakai untuk menjemur pakaian, bambu tersebut berfungsi sebagai punggung yang menopang jemuran pakaian. Sama halnya dengan polinukleotida yang mempunyai tulang sebagai fungsi menopang basa nitrogen. Dimana tulang pada polinukleotida tersebut terbentuk dari gula dan fosfat bagian nukleotida.

Jadi, bambung sebagai tulang punggung gula fosfat dan pakaian adalah basa nitrogen yang dapat diurut, contohnya: pakaian atasan, pakaian dalam, dan pakaian bawahan. Sama halnya dengan untai polinukleotida yang dapat mempunyai urutan basa. Delam kimia sendiri urutan tersebut mempunyai istilah tersendiri. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, basa merupakan guanin, timin, adenin, dan sitosin yang dapat diurutkan seperti berikut ini:

A-C-G-T-C-G-T-A-T-A-T-C-G-T-A-G-C-T-G-T-C-A-G-T-C-G-A-G-T-A-C

Polinukleotida memiliki pola 3'-5' (arah atas) atau 5'→3' (arah bawah). Konsekuensinya terletak pada arah ikatan phosphodiester yang menunjukkan adanya reaksi kimia membutuhkan polimer DNA dengan arah 5'→3' dan berbeda dengan yang diperlukan dalam mebentuk arah 3'→5'.

5' merupakan cara untuk menafsirkan asam nukleat baik di sebelah kiri maupun kanan 3'. Ikatan fosfodiester dan gula pentosa dihubungkan dengan ikatan glikosidik yang bertujuan untuk menghubungkan gugus hidroksil (OH) 3' dengan gugus hidroksi 5' gula pentosa selanjutnya yang sekaligus menghubungkan antara kedua nukleotida itu sendiri. Dari proses tersbut akan menghasilkan rantai polinukleotida dimana masing-masing dari nukleotida tersebut dihubungkan oleh ikatan fosfodiester satu sama lain. Berikut ikatan fosfodiester supaya memberikan penjelasan dengan melihat gambar dibawah ini (ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK21134/figure/A5252):

Ikatan fosfodiester
Ikatan fosfodiester pada ujung 5' dan 3'
Siklus polinukleotida mempunyai satu 1 ujung berupa gugus fosfat dari 2 ujung yang terikat pada gula pentosa posisi 5'. Sementara pada ujung yang satunya terikat pada posisi gula pentosa 3'. Dengan tersedianya ujung-ujung tersebut makan akan membentuk siklus (rantai) polinukleotida linear dengan suatu arah yang unik. Perlu diketahui bahwa sintesis DNA terjadi karena adanya penambahan nukleotida pada saat reaksi karbon terjada pada urutan basa ke 3' dimana urutan tersebut merupakan posisi 5' s/d 3'. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini:

 Reaksi polimerisasi yang dihasilkan dari sintesis polynucleotide DNA

Reaksi polimerisasi yang dihasilkan dari sintesis polynucleotide DNA 

Penjelasan gambar diatas: Sintesis tersebut terjadi pada posisi 5 '→ 3', dengan nukleotida baru ditambahkan ke 3'-karbon pada akhir polinukleotida yang ada. β- dan γ-fosfat nukleotida dilepaskan sebagai molekul pirofosfat. ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK21134/figure/A5253/

Jenis dan Fungsi Polinukleotida

Untuk membangun protein dengan untai tunggal dengan jumlah ribuan basa. Perlu diketahui bahwa polinukleotida mempunyai dua jenis yaitu RNA dan DNA yang memiliki kurang lebih 46 kromosom dalam suatu sel dan dapat ditemukan di alam sekitar termasuk Anda yang mempunyai DNA ganda dengan artian mempunya dua polinukleotida yang menempel satu sama lain.

Untuk lebih jelasnya silahkan pelajari di website Biologi - Biotecnology https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
Definisi Pengertian Tentang Apa itu Pengertian Polinukleotida, Struktur dan Fungsi Polinukleotida yang dipersembahakan oleh www.pengertian-definisi.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Pengertian, Contoh Kasus dan Fungsi Stereotip Etnis

P ENJELASAN CONTOH KASUS DAN  PENGERTIAN STEREOTIP & STEREOTIPE ETNIS Stereotip Etnis D efinisi atau pengertian tentang Stereotip: Stereotipe adalah salah satu sumber ketegangan antarsuku bangsa di Indonesia, yang masing-masing mempunyai latar belakang lingkungan alam dan sosial-budaya sendiri. Water Lippman sampai saat ini dianggap sebagai orang pertama yang merumuskan stereotip dan membahasnya secara ilmiah dalam bukunya : Public Opinion, terbit tahun 1922. Sejak itulah stereotipe mendapatkan tempat dalam literatur ilmu-ilmu sosial, baik sebagai konsekuensi maupun sebagai peramal tingkah laku manusia. Stereotpi  Stereotip  adalah salah satu mekanisme penyederhana untuk mengendalikan lingkungan, karena keadaan lingkungan yang sebenarnya terlalu luas, terlalu majemuk, dan bergerak terlalu cepat untuk bisa dikenali dengan langsung.  Streotipe  merupakan opini atau presepsi mengenai masyarakat dari suatu kelompok, dimana opini tersebut hanya berdasar bahwa masyarakat t