Langsung ke konten utama

Tentang Pengertian, Contoh Kasus dan Fungsi Stereotip Etnis

PENJELASAN CONTOH KASUS DAN PENGERTIAN STEREOTIP & STEREOTIPE ETNIS


Tentang Stereotip Etnis
Stereotip Etnis
Definisi atau pengertian tentang Stereotip:
Stereotipe adalah salah satu sumber ketegangan antarsuku bangsa di Indonesia, yang masing-masing mempunyai latar belakang lingkungan alam dan sosial-budaya sendiri. Water Lippman sampai saat ini dianggap sebagai orang pertama yang merumuskan stereotip dan membahasnya secara ilmiah dalam bukunya : Public Opinion, terbit tahun 1922. Sejak itulah stereotipe mendapatkan tempat dalam literatur ilmu-ilmu sosial, baik sebagai konsekuensi maupun sebagai peramal tingkah laku manusia. Stereotpi 
  • Stereotip adalah salah satu mekanisme penyederhana untuk mengendalikan lingkungan, karena keadaan lingkungan yang sebenarnya terlalu luas, terlalu majemuk, dan bergerak terlalu cepat untuk bisa dikenali dengan langsung. 
  • Streotipe merupakan opini atau presepsi mengenai masyarakat dari suatu kelompok, dimana opini tersebut hanya berdasar bahwa masyarakat tersebut merupakan kelompok tertentu. Kelompok-kelompok tersebut biasanya disebut ingroup dan outgrup. Ingroup terdiri dari beberapa orang yang ada di dalam suatu kelompok, sementara outgrup terdiri dari orang-orang yang ada di luar kelompok yang bersangkutan.  
  • Stereotip Etnis adalah kepercayaan yang dianut bersama oleh sebagian besar warga suatu golongan etnis tentang sifat-sifat khas dari berbagai golongan etnis, termasuk golongan etnis mereka sendiri. 
Definisi atau pengertian tentang Etnis:
  • Istilah Etnis berasalah dari dunia pakar sosiologi dan antropologi di beberapa negara. etnis merupakan kata yang ”bersih untuk suka” dalam situasi lain. 
  • Etnis menunjuk pada bahasa, agama, asal-usul daerah atau tempat tinggal sekarang (domisil) atau warna kulit.
  • Etnis adalah dikenal sebagai suku bangsa (Suwarsih Warnean). Kelompok etnis dalam konsep dasarnya sama dengan istilah suku bangsa Indonesia dari sudut pandang kebangsaan yang melatar belakangi perkembangan kebudayaan yang menyebabkan adanya paroh (suku) bangsa dan istilah kelompok etnis lebih cenderung dipakai di lingkungan akademik, terutama untuk membiasakan pemakaiannya dengan konsep tentang kelompok-kelompok sosial yang berkembang di lingkungan ilmu-ilmu sosial kebudayaan.

Sederhanannya pengertian stereotip etnis adalah
Stereotip etnis adalah menilai suatu etnis berdasarkan persepsi dan dapat digolongkan. (Contohnya: orang inggris kulit putih)
Ada empat unsur penting yang terkandung dalam defenisi stereotip etnis ini, yang paling perlu di jelaskan lebih lanjut yakni :
  1. Stereotip termasuk kategori kepercayaan.
  2. Stereotip dianut bersama oleh sebagian besar warga suatu golongan etnis. Sikap seseorang terhadap suatu golongan etnis, yang ditentukan oleh jumlah nilai dari sifat-sifat khas yang diatribusikan pada golongan etnis itu. Jadi, bila unsur konsensus diabaikan, stereotip hanyalah atribusi sifat-sifat khas, sedangkan sikap (attitude) merupakan nilai dari sifat-sifat khas yang diatribusikan. 
  3. Sifat-sifat khas yang diatribusikan ada yang esensial dan ada yang tidak. 
  4. Golongan etnisnya sendiri juga bisa dikenai stereotip yang dinamakan "oto-stereotip". 

Berikut penjelasan mengenai Definisi atau Pengertian Stereotip dan Stereotip Etnis Menurut Para Ahli:

  1. Berdasarkan Lippman (1922 : 1 dalam Warnaen, 2002 : 117), stereotipe adalah gambar di kepala yang merupakan rekonstruksi dari keadaan lingkungan yang sebenarnya. Selanjutnya ia menjelaskan bahwasannya stereotipe merupakan suatu mekanisme penyederhanaan dalam mengendalikan lingkungan, karena keadaan lingkungan yang sebenarnya terlalu luas, terlalu majemuk dan bergerak terlalu cepat untuk dikenali dengan segera sementara pengertian stereotipe etnis itu sendiri menurut Warnaen (2002) adalah kepercayaan yang dianut bersama oleh sebagian besar warga suatu golongan etnis tentang sifat-sifat khas dari berbagai golongan etnis, termasuk golongan etnis mereka sendiri.
  2. Menurut Myers (Psikologi Sosial Terapan & Masalah-masalah Sosial): stereotip merupakan suatu bagian dari keyakinan yang ada didalam diri seseorang atau suatu komunitas (kelompok masyarakat) mengenai atribut personal yang ada pada suatu komunitas tertentu.
  3. SSherif (Psikologi Umum): stereotip merupakan kesepakatan  bersama di antara anggota-anggota suatu komunitas (kelompok masyarakat) mengenai gambaran tentang komunitas lain beserta anggota-anggota komunitas bersangkutan.
  4. Menurut Soekanto (Sosiologi Suatu Pengantar): stereotip didasari oleh kombinasi dari ciri-ciri yang paling sering diterapkan oleh suatu komunitas terhadap komunitas lain, atau oleh seseorang kepada orang lain.
  5. Menurut Samovar & E. Porter (Mulayana, 2000):  stereotip merupakan persepsi atau keyakinan yang dianut mengenai suatu individu atau komunitas berdasarkan pendapat dan sikap yang terbentuk terlebih dahulu.
  6. Menemukan lebih dari 200 artikel tentang stereotip yang dipublikasikan sejak tahun 1926. (Cauthen, dan kawan-kawan, 1971:120 dalam Warnaen, 2002 : 116 - 117). 

Contoh Kasus Stereotip Etnis

Hal ini juga kerap terjadi dalam aktivitas jual beli dipasar (misalnya kalimantan, sumatra, suku papula atau madura) yang mana pedagang cenderung bersikap subjektif dan memandang si pembeli A dianggap lebih banyak melariskan dagangannya dibandingkan dengan si pedagang B. Hal ini mengakibatkan pedagang tersebut lebih dahulu memberi pelayanan kepada etnis yang dianggapnya akan memberi banyak keuntungan atau laba padanya. Seperti contoh kasus stereotip:
Misalnya di pasar tradisional di salah satu wilayah Jakarta, ada pedagang beretnis Batak sebagai penjual dan terdapat dua pembeli yang pertama beretnis Thionghoa, dan yang kedua beretnis Jawa. Pedagang tersebut berpikir bahwa orang Thionghoa akan lebih banyak membeli dagangannya dibandingkan orang Jawa. Padahal persepsi seperti itu tidak selamanya benar, ternyata pembeli etnis Thionghoa hanya membeli seperempat lebih sedikit barang dagangannya dibanding etnis Jawa yang lebih banyak membeli barang yang dijualnya. Pandangan atau pemikiran sementara inilah yang terdapat pada pemikiran pedagang sehingga melahirkan sikap subjektif terhadap pandangannya dengan orang lain. Begitu juga sebaliknya dengan pemikiran sementara si pembeli terhadap ragam etnis pedagang yang berjualan di pasar tradisional.

Ada anggapan bahwa lebih baik membantu teman sendiri (dalam hal ini satu sub dalam etnis tersebut) dibanding membantu orang lain. Dalam kasus yang terjadi di lapangan terlihat bahwa ada pembeli yang membeli barang dagangan sesuai kebutuhan yang dicarinya dan si pembeli tidak mempertimbangkan siap penjualnya , akan tetapi ada juga pembeli yang membeli barang berdasarkan siapa penjualnya. Orang batak yang yang dianggap kasar akan cenderung disegani oleh orang Jawa yang pada akhirnnya akan membuat pembeli Etnis Jawa mencari pedagang yang dirasanya akan memberikan pelayanan yang lebih baik (lembut).

Namun Stereotip Etnis ini akan berubah menjadi stereotipe peranan dan mengubah persepsinya terhadap individu suatu etnis ketika terjadi keintiman atau kedekatan dan kepahaman atas pribadinya, sehingga dia memandangnya bukan seorang yang ber-etnis tetapi sebagai teman atau pelanggan yang memahami dia.

Perlu diketahui, seringkali orang beranggapan bahwa segala bentuk dari stereotipe adalah negatif, padahal keadaan sesungguhnya setreotipe berupa presepsi atau pandangan yang terdiri dua sisi yaitu pandang positif dan negatif yang disebabkan oleh prasangka subjektif terhadap suatu golongan. Terkadang stereotipe dijadikan alasan untuk melakukan tindakan diskriminatif. Bahkan hal tersebut cenderung menular. Karena, dalam hal ini Stereotipe tidak akurat, dalam artian tidak memiliki dasar yang jelas.

Stereotip biasa terjadi pada kehidupan sehari-hari berbagai kalangan atau golongan yang disebabkan oleh interaksi dengan etnik/etnis lain. Biasanya timbul ketika berkomunikasi antara etnis/etnik satu sama lain, akan tetapi tidak begitu panjang dalam interaksinya sehingga menimbulkan prasangka positfi maupun negatif bahkan cenduru digeneralisasi. Contohnya, suku jawa punya pandangan bahwa orang batak suka marah-marah dan kasar (Semua orang batak = digeneralisasi).

Fungsi Stereotip

  • Stereotip digunakan oleh manusia sebagai bentuk dari mekanisme pertahanan diri (sel-defense mechanism) untuk menyembunyikan keterbatasan dirinya atau digunakan untuk membenarkan perasaan kita yang rentan terkait dengan superioritas. Misalnya, kasus stereotip negatif mengenai orang Amerika kulit hitam pada dasarnya bersumber dari justifikasi perbudakan orang Amerika kulit putih terhadap orang kulit hitam.
  • Stereotip juga dapat menimbulkan ketidakadilan sosial bagi mereka yang menjadi korban, sehingga dapat menyebabkan munculnya pertanyaan terkait etnisitas. Stereotip terkadang melebihi pertanyaan yang berkenaan keadilan social. Hal ini berkaitan dengan tendensi yang mengaitkan antara stereotip dengan persoalan yang bersifat visibel seperti prejudice mengenai kelamin, ras dan etnis.
Streotip Africa
Contoh kasus Streotip: orang kulit hitam adalah orang Africa
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah contoh-contoh anggapan atau presepsi Stereotipe :

  • Dilihat dari Ras :
    • Cina adalah manusia mata sipit
    • Kulit Hitam adalah orang Zimbawe
    • Teroris adalah orang Arab
    • Orang Timur Tengah berjanggut panjang
    • Kulit Putih dan Pemalas adalah orang Sunda
    • Yahudi pintar-pintar
    • Orang Prancis memiliki rasa seni yang tinggi
    • Orang Zimbawe adalah orang miskin
    • Orang Rusia adalah tukang kawin 
  • Dilihat dari  Sosial : 
    • Nerd adalah orang yang berpakaian agak aneh, seperti kacamat besar dan tebal, culun, dsb.
    • Emo/Goth adalah orang yang berpaikaian, menggunakan make up serta berpenampilan serba hitam, mencerminkan prilaku depresi dan biasanya dijauhi masyarakat
    • Punk adalah orang dengan gaya rambut mohawk atau spike, memakai pakaian yang compang-camping dan kucel, suka menimbulkan masalah dan dibenci masyarakat 
    • Hippie adalah orang yang sangat memperhatikan estetika dan eksentrik, suka menjadi pusat perhatian dan tampil dengan menggunakan pakaian yang aneh. 
  • Dilihat dari Profesi : 
    • Ibu guru matematika adalah Ibu-ibu yang galak dan memiliki banyak kerutan di wajahnya
    • Politikus rakus kaya tikus dan suka akan harta, serta banyak mengumbar janji
    • Bussinesman adalah orang yang berjas, rapih dan selalu membawa koper atau laptop
    • Seniman adalah orang yang berambut panjang, tidak terurus dan jarang mandi
    • Kuli selalu digambarkan sebagai laki-laki bodoh, tetapi perkasa
  • Dilihat dari sisi Gender :
    • Wanita Jelek dan Pas-pasan selalu suka pada Pria yang KAYA
    • Wanita berambut pirang ( Blonde ) adalah Wanita yang liar
    • Laki-laki selalu menilai dari badannya saja
    • Laki-laki yang mencari sumber nafkah, sedangkan perempuan menjaga rumah.
    • Laki-laki yang perkasa adalah yang berbadan atletis
    • Laki-laki Alim adalah yang selalu memakai baju muslim dan peci
    • Orang Gay/Lesbian merupakan orang yang mengalami kelainan jiwa
Berikut adalah persepsi atau anggapan mengenai beberapa stereotipe etnis-etnis di Indonesia:
  • Batak
    • Orang Batak mengaku sebagai suku yang paling toleran di seluruh Indonesia. Karena itu menurut mereka, kerusuhan dengan motif etnik maupun agama tidak akan masuk ke “tanah air” mereka. Sudah menjadi hal yang lazim di sana bahwa orang Muslim membantu orang Kristen yang merayakan Natal, dan sebaliknya orang Kristen juga membantu orang Muslim yang merayakan Lebaran. Toleransi itu terjadi karena ada pertalian adat atau dalihan na tolu yang sangat kuat dipegang oleh orang Batak. Secara umum orang Batak mengaku tidak punya masalah dengan etnis-etnis yang lain, termasuk dengan etnis Tionghoa.
    • Orang Batak dikenal suka berbicara dengan suara nada tinggi agar diperhatikan orang lain (bahkan ada yang mengidentikkan suka berbicara ini dengan suka membual).
    • Orang Batak itu agresif & perkasa, orang batakberani dalam menyampaikan argumen dan opini sendiri walaupun mereka merupakan kaum minoritas, orang batak tidak  akan terkalahkan oleh kaum yang mayoritas.
    • Orang Batak itu keras dan kasar, dapat dilihat dari kebiasaan mereka yang suka berbicara dengan nada tinggi, lebih lagi orang Batak suka berkelahi di depan orang lain dan pernyataan ini di dukung dengan perawakan mereka misalnya bentuk dan ekspresi muka.
  • Jawa
    • Orang Jawa mengaku sebagai etnik etnis yang paling toleran dan paling mudah beradaptasi. Dalam soal hubungan antaretnis antaretnik, orang Jawa merasa tidak punya masalah dengan kelompok etnis etnik mana saja.
    • Stereotipe dari orang Jawa adalah alon-alon kelakon, lamban dan masa bodoh.
    • Orang Jawa memiliki stereotipe sebagai sukubangsa yang sopan dan halus. Tetapi mereka juga terkenal sebagai sukubangsa yang tertutup dan tidak mau terus terang. Sifat ini konon berdasarkan watak orang Jawa yang ingin menjaga harmoni atau keserasian dan menghindari konflik, karena itulah mereka cenderung untuk diam dan tidak membantah apabila terjadi perbedaan pendapat.
  • Minang
    • Bicara tentang Minang berarti bicara tentang Islam. Sebab orang Minang itu bisa dikatakan semuanya memeluk Islam. Orang  Minang yang tidak Islam itu secara etnis tetap Minang, tapi dia “dilempar” dari sukunya. Ada dua tali di Minangkabau, yaitu tali darah dan tali adat. Tali darahnya Islam, dan tali adatnya budaya Minang.
    • Etnis Minang disebut memiliki fanatisme kesukuan karena mereka suka membantu orang sekampung,
    • Etnis Minang itu rela tidur di emper-emper dan berdagang sampai berpeluh-peluh  asalkan bisa mengirimkan penghasilannya ke kampung halaman.
    • Sikap dagangnya kuat, tidak ada tawar menawar bagi mereka.
    • Orang Minang itu culas dan licik, seperti ada pernyataan yang mengatakan “tahimpik di ateh, takuruang di lua” ( terhimpit di atas, terkurung di luar).
  • Tiong Hoa
    • Orang Tiong Hoa rajin, ulet dan serius.
    • Etnis tiong hoa di Indonesia dan di seluruh dunia itu sudah sebagai perantau sejak ratusan tahun yang lalu. Mau tak mau mereka menjadi rajin dan ulet. Semakin hidup sulit semakin ulet, kalau tidak akan putus karena mereka mengalami diskriminasi di negara orang lain. Kalau etnis tiong hoa di negaranya sendiri mungkin juga ada yang malas karena merasa santai di negeri sendiri. Karena keuletannya tersebut semua etnis tiong hoa dianggap kelas menengah ke atas, dianggap orang kaya. Padahal dalam struktur sosial China, menjadi pedagang adalah pekerjaan yang paling rendah disana.
    • Ada yang mengatakan etnis tiong hoa itu bersifat industrial dan ada juga yang melabel etnis ini sebagai etnis yang komersial.
    • Orang Tiong Hoa tidak nasionalis, mereka seringkali memakai bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari bahkan di tempat umum sekalipun.
    • Orang Tiong Hoa selalu ingin duluan, misalnya mereka tidak mau antri, maunya nyerobot,tidak mau ikut aturan main.
    • Etnik Etnis yang paling aman dari persoalan disintegritas bangsa, sebab etnis ini telah menyebar ke seluruh Indonesia.
    • Orang Tiong Hoa yang menganggap rendah masyarakat pribumi
  • Aceh
    • Etnis Aceh mengaku sebagai etnis etnis yang toleran. Toleransi antaretnis antaretnis dan agama adalah hal yang sangat dijunjung tinggi di sana. Karena itu, menurut mereka, di Aceh tidak akan terjadi konflik etnis atau agama. Orang Budha, Hindu, Kristen, atau siapa saja yang sembahyang di depan rumah mereka, tidak akan diganggu. Orang Aceh juga tidak menganggap ada sentimen antaretnis di sana. Yang jadi masalah adalah kalau budaya dan kultur Aceh diinjak-injak, seperti (menurut mereka) yang dilakukan oleh pemerintah pusat selama ini.
    • Seperti pernyataan atau istilah kata dalam bahasa aceh “ureng aceh bek sigepih dipesakit hatejih” (orang aceh jangan sekalipun disakiti hatinya),
    • Etnis Aceh terkenal sebagai bangsa yang gagah berani. Keterlibatan orang Aceh dalam perang di masa lalu tidak hanya  untuk kalangan laki-laki dan orang dewasa saja, tetapi juga terlibat kaum perempuan, yang banyak yang menjadi panglima perang di Aceh pada saat itu. Di situlah dapat kita melihat bahwa sifat Heroisme itu sangat kental dan hampir menyeluruh.
    • Salah satu kelebihan lainnya yang dimiliki oleh orang Aceh adalah kerja keras dan pantang menyerah. Jika dilihat dari aspek sosial, maka gerak bisnis orang Aceh sudah dimulai sejak pukul empat pagi, khususnya ketika warung kopi dibuka. Disini dapat diketahui bahwa mereka yang menjual sarapan pagi tentu bangun lebih pagi daripada jadwal mereka harus membuka warung. Sehingga kadang kala, mereka boleh jadi bangun pada jam 2 pagi. Ini menandakan bahwa orang Aceh begitu kuat kemauannya dalam mencari nafkah. Ini belum lagi jika kita lihat masyarakat nelayan yang pagi buta sudah pergi berlayar, yang kadang kala juga jarang diselingi dengan shalat subuh.
    • Etnis aceh memiliki rasa kesukuan yang sangat menonjol (sukuisme/provinsialisme), membanggakan sesama etnisnya, dan saling menjunjung tinggi adat dan agama. Contohnya saja masih berlakunya syari’ah islam.
    • Orang aceh berwatak keras, ingin menang sendiri, dan egois.
    • Etnis aceh berdarah panas atau suka marah-marah dan mau menang sendiri.
Definisi Pengertian Tentang Apa itu Pengertian, Contoh Kasus dan Fungsi Stereotip Etnis dipersembahakan oleh www.pengertian-definisi.com

Komentar